Warga Kelurahan Purwokinanti gelar upacara adat Ruwahan

Warga Kelurahan Purwokinanti, Pakualaman Yogyakarta mengadakan Gelar Upacara Adat Ruwahan, Sabtu (19/03/2022).

Di masa PPKM tak menyurutkan puluhan tamu undangan dan warga datang ke Balai RW 01 Jagalan Ledoksari. Panitia menyiapkan masker kesehatan dan petugas cek suhu untuk kelancaran acara tersebut.

Sejak pagi warga bergotong royong membuat kue apem diwilayah RW masing-masing, suasana tempo dulu juga kental terasa selain tungku jadul berbahan bakar arang, ibu-ibu yang memasak juga mengenakan pakaian adat jawa.

Dengan sabar ibu-ibu duduk berjajar sembari menuangkan adonan keatas wajan khusus untuk mencetak kue bertekstur manis kenyal itu.

Ada 10 tumpeng ditampilkan sebagai simbol Ruwahan yang di lombakan.

Seluruh tumpeng apeman peserta lomba yang sudah dihias di display diatas meja untuk siap di nilai oleh 2 orang juri lomba.

Salah satu juri lomba yaitu Eksekutif Chef Hotel Jambu Luwuk dan juga Ketua Indonesian Chef Association (ICA) BPD DIY Chef Anton Yanwar mengatakan bahwa penilaian berdasarkan penampilan, cita rasa dan bahan-bahan yang digunakan sudah sesuai keamanan dalam pangan.

Dibarisan depan tamu undangan tampak Wakil Walikota Yogyakarta Heroe Purwadi, Ketua Komisi A DPRD Kota Yogyakarta, Dwi Candra Putra, Ketua Komisi D DPRD Kota Yogyakarta sekaligus juga ketua LPMK Purwokinanti Dwi Saryono, Kabag Kesra Retnaningtyas, S.STP.., M.I.P, Kepala Dinas Pariwisata Wahyu Hendratmoko, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Octo Noor Arafat, S.IP., M.Si, Mantri Pamong Praja Pakualaman Cahyo Wijayanto S.Sos, Kepala Jawatan Kemantren Pakualaman, Lurah Purwokinanti Sugiarti SIP, Lurah Gunung Ketur Sunarni S.M., M.M, Babinsa, Babinkantibmas, beberapa General Manager Hotel di kota Yogyakarta, serta tamu undangan lainnya.

Ketua Panitia Widodo Yuwono dalam sambutannya menyampaikan bahwa budaya tradisi ruwahan sangat dalam maknanya. Adanya kolak dalam tradisi tersebut merupakan simbol harmoni antara manusia sebagai makhluk dengan Tuhan sebagai pencipta. Sedangkan ketan dan apem bermakna memohon ampunan atas segala kesalahan.

Wawali Heroe Purwadi, yang hadir dalam acara tersebut mengapresiasi tradisi apeman karena merupakan wujud pelestarian budaya. Selain itu keterlibatan seluruh warga dalam acara tersebut akan memperkuat kerukunan antar warga.

"Tradisi leluhur ini akan terus dilestarikan dan meletakkannya pada tatanan modernitas yang lebih baik serta sebagai sarana menarik wisatawan apalagi Purwokinanti merupakan kelurahan yang berada di pusat kota Yogyakarta." ungkap Wawali

Pada kesempatan tersebut Wawali juga melakukan pemotongan tumpeng didampingi oleh Ketua Panitia bersama Lurah Purwokinanti dan Ketua LPMK

"Kenapa Ruwahan ini dilaksanakan menjelang bulan Puasa? Ruwahan ini dilakukan dalam rangka menyambut datangnya Bulan Ramadhan dan mempersiapan diri untuk Puasa. Yaitu dengan cara instropeksi diri, refleksi diri sebagai manusia yang tidak luput akan dosa dan kesalahan" ujar Octo Noor Arafat sebelum beliau memimpin doa bersama

Menutup seluruh acara Ruwahan Apem dilanjutkan prosesi Caos Dhahar Kyai Jogo yang dipimpin oleh bapak Harsono